Kisah Natuna dari Ujung Utara Indonesia | Pulau Natuna merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam kepulauan Riau yang memiliki pusat administrasi terletak di kota Rinai. Natuna menjadi kepulauan terluar di Indonesia yang berdampingan langsung dengan Laut Cina selatan. Pulau Natuna dikelilingi oleh laut lepas yang terdiri dari beberapa pulau seperti Bunguran, Jemasa, Serasan, Midai, Bintang, Sedanu, dan Laut. Nama Natuna sendiri di ambil dari bahasa Belanda yaitu Natunae yang memiliki arti alami. Natuna memiliki beberapa kisah yang pernah terjadi dan kelebihan yang dimilikinya.
Sebelum lanjut, jika saat ini anda sedang membutuhkan layanan jasa translate, jasa penerjemah, jasa translate jurnal atau yang lain, silahkan ,menghubungi Tim Pro Translasi ya. Yuk kita lanjutkan pembahasan kisah natuna dari ujung utara Indonesia.
Pulau yang pernah diklaim China
Pada tahun 2015, Cina memasukkan pulau Natuna ke dalam peta wilayahnya. Isu tersebut muncul setelah Presiden Jokowi memberikan kritik terhadap China karena memasukkan pulau dengan kekayaan gas alam tersebut ke dalam wilayahnya. China mengklaim Natuna menjadi miliknya karena pulau ini terletak berdampingan dengan Laut China Selatan. Namun, hal ini sudah teratasi setelah Indonesia melakukakan penyelesaian dialog dengan China. Pemerintah China akhirnya mengakui bahwa pulau Natuna masuk ke dalam otoritas Negara Indonesia. Hal demikian diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan.
Pulau yang memiliki kekayaan alam yang melimpah
Pulau Natuna memiliki kekayaan ikan dan gas yang melimpah. Industri perikanan kabupaten dapat menghasilkan 1,24 juta ton ikan per tahun, menurut informasi administrasi Natuna, tetapi hanya dapat menjaring 0,15 persen dari ini, atau sekitar 1,28 ton, tahun lalu. Demikian juga dengan perairan di sekitar pulau Anambas hanya sekitar 1,1 ton ikan per tahun. Ikan Napoleon adalah yang paling berharga dari hasil panen di wilayah tersebut. Satu kilogram ikan Napoleon dijual setidaknya Rp 500.000 karena meningkatnya permintaan dari pembeli asing, sebagian besar di Singapura dan Hong Kong. Namun, ikan Napoleon diklasifikasikan sebagai ikan yang terancam punah. Nelayan lokal juga melakukan budidaya ternak ikan, seperti tuna, dan invertebrata bawah laut seperti lobster.
Selain potensi kehidupan laut dan perikanan yang melimpah, Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas memiliki cadangan minyak mentah dan gas alam. Ladang Gas Natuna ditemukan pada tahun 1970 dengan total cadangan terbukti sekitar 46 triliun kaki kubik, menjadikannya ladang gas terbesar di Asia. Perusahaan minyak dan gas milik negara PT Pertamina mengembangkan dan memulai produksi di lapangan sejak 1999. Pertamina dan beberapa perusahaan lain sekarang telah bergabung bersama dalam sebuah konsorsium bisnis dan sedang berusaha untuk mengembangkan ladang Natuna Timur, yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada tahun 2020 dengan produksi puncak diperkirakan mencapai 4.000 kaki kubik standar per hari gas. Pertambangan gas ini diharapkan dapat menjadi potensi pertambangan setidaknya selama 20 tahun mendatang.
Demikian artike singkat tentang kisah natuna dari ujung utara Indonesia. Butuh jasa penerjemah atau jasa translate atau jasa translate jurnal? Kontak saja kami.