fbpx

Sastra adalah salah satu seni yang disajikan dalam bentuk bahasa. Sastra disampaikan dengan nilai estetika. Penerjemahan sastra bukan hanya tentang penerjemahan unsur-unsur linguistik saja, tetapi juga aspek-aspek karya sastra, yaitu: seni, semangat karya orisinal, ekspresi menurut perasaan, menyampaikan pesan asli dengan jelas tanpa mengubah gaya bahasa, dan varietas aslinya. Pemahaman penerjemahan teks sastra harus sesuai dengan teori dan konsep yang ada. Terjemahan teks sastra berbeda dengan teks-teks lain karena mengandung unsur-unsur internal dan eksternal.

Dalam penerjemahan sastra, kita perlu memperhatikan unsur-unsur sastra dan intrinsik. Teks sastra yang telah diterjemahkan dianggap sudah berbeda dengan karya sastra asli. Jika teks bahasa Inggris yang awalnya tergolong sebagai karya sastra Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka teks tersebut menjadi sastra Indonesia. Oleh karena itu, konsep yang tepat diperlukan dalam terjemahan teks sastra.

Konsep penerjemahan sastra menjembatani perbedaan ruang dan waktu dari bentuk lama ke bentuk baru yang mudah dipahami. Karya-karya sastra yang diterjemahkan akan secara otomatis menjadi milik bahasa target sehingga menambah kekayaan sastra. Karya sastra dituntut memiliki unsur estetika dengan bahasa khas yang cenderung menimbulkan banyak interpretasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman tentang teori terjemahan dan teori sastra untuk menerjemahkan teks sastra.

Dalam menerjemahkan teks sastra, target pembaca juga harus menjadi pertimbangan. Teks sastra dapat dikonsumsi oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Setiap target pembaca memiliki jenis karya sastranya masing-masing. Secara umum, pembaca teks sastra dibagi menjadi dua, anak-anak dan dewasa. Sastra anak-anak dan sastra dewasa memiliki perbedaan mulai dari bahasa yang digunakan, alur cerita, konflik yang diberikan, dan jenis cerita. Hal ini disesuaikan oleh Jasa penerjemah sehingga tidak ada kesalahpahaman.

Definisi Sastra

Sastra adalah karya seni yang melibatkan seni kreatif dan keindahan yang disampaikan dalam bentuk bahasa. Karya sastra menceritakan berbagai persoalan kehidupan manusia dalam interaksinya dengan diri mereka sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan juga Tuhan. Karya sastra bukan semata-mata hasil lamunan, tetapi juga merupakan apresiasi sastra atas kehidupan yang dijalani dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh sebagai karya seni (Nurgiyantoro, 1998: 3).

Karya sastra dibagi menjadi dua: karya sastra fiksi dan non-fiksi. Karya sastra fiksi mencakup novel, prosa, puisi, dan drama. Karya sastra non-fiksi meliputi catatan pribadi, biografi, autobiografi, dan memoar. Karya sastra fiksi dan non-fiksi penuh dengan aspek sosial dan budaya masyarakat. Sastra memiliki fitur yang khas dan tidak ditemukan dalam karya lain. Sastra menyiratkan pesan, moral, dan kritik dari penulis yang disisipkan di antara untaian kata-kata yang indah. Alhasil, sebuah karya sastra mengandung fungsi estetika, yakni: (1) ekspresi penulis atau pengarang, (2) emosi, (3) efek keindahan dari ungkapan (4) efek keindahan, dan (5) suara.

Syarat penerjemahan sastra

Terjemahan teks sastra terkait dengan budaya dan bahasa atas kedua bahasa. Budaya melibatkan nama, sejarah, agama, kepercayaan, tradisi, kebiasaan, dan struktur sosial. Selain itu, penerjemah juga perlu memperhatikan aspek sosiokultural dari bahasa sumber, karena karya sastra tidak hanya untuk dibaca sendiri tetapi juga untuk dibaca orang lain. Dapat disimpulkan bahwa terjemahan teks sastra adalah proses penulisan ulang makna atau pesan yang terkandung dalam teks ke dalam naskah yang ditulis dalam bahasa lain dengan mempertahankan keindahannya.

Menurut Zuchridin dan Sugeng (2003), “ penerjemah sastra harus menguasai beberapa keterampilan (syarat penerjemahan teks sastra) seperti: (a) memahami bahasa sumber dengan hampir sempurna, (b) menguasai dan memahami bahasa target dengan baik, dengan benar dan efektif, (c) mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra, dan teori penerjemahan, (d) memiliki kepekaan terhadap karya sastra, (e) memiliki fleksibilitas kognitif dan sosiokultural, dan (f) memiliki keuletan serta motivasi yang kuat”. Dengan memenuhi syarat ini, hasil terjemahan teks sastra akan dapat disampaikan baik dari segi pesan maupun aspek estetika.

Kaidah penerjemahan sastra

Berikut adalah salah satu contoh kaidah tentang terjemahan naskah prosa fiksi yang dijelaskan oleh Belloc, dikutip oleh Bassnett-McGuire (1991: 116):

WhatsApp Fast Response via WA